Wisata-kotajakarta.blogspot.com - Sebagai ibu Kota negara Indonesia, Jakarta memiliki simbol yang tidak ada di tempat lain. Landmark tersebut adalah Monumen Nasional atau dikenal dengan sebutanTugu Monas.
Tempat wisata ini terdapat pas di depan Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, serta dikelilingi juga oleh beragam object wisata utama dari Jakarta, seperti Museum Gajah, Mesjid Istiqlal, serta Gereja Katolik Khatedral, bikin kunjungan wisata ke Monumen Nasional, atau kerap disingkat dengan Monas jadi suatu pengalaman wisata yang menarik. Terlebih Monas dikelilingi oleh area hijau yang sangatlah luas, serta buka sehari-hari (terkecuali hari Senin di Minggu paling akhir tutup), sangat mungkin kunjungan keluarga di hari Sabtu, Minggu, atau libur sembari berolah raga di lokasi seputar Monas, sembari berkunjung ke Museum Diorama Perjuangan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Pulangnya janganlah lupa singgah ke Mesjid Istiklal, Mesjid paling besar di Asia Tenggara, serta Gereja Katolik Kathedral, gereja yang juga telah jadi icon wisata Jakarta.
Dengan berwisata ke Monumen Nasional, kita punya kesempatan lihat kota Jakarta dari ketinggian 115 m dari permukaan tanah, yakni dari Puncak Monas, dengan cuma dibatasi sedikit besi pelindung, dengan terpaan angin yang cukup kencang, pastilah jadi satu pengalaman yang susah dilupakan. Anda dapat lihat kota Jakarta dengan cara bebas hingga keseluruhnya pelosoknya, dengan gedung pencakar langit di bawah kita, beberapa ditutupi awan kabut. Satu pengalaman wisata yg tidak dapat diperoleh ditempat lain di Jakarta.
Monas Menjadi Saksi Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Monumen Nasional atau Tugu Monas Jakarta yaitu suatu monumen yang didirikan untuk kembali kenang serta melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang di kenal dengan Revolusi Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945, serta untuk menghidupkan ide serta semangat patriotisme untuk generasi saat ini, serta generasi waktu yang akan tiba. Pembangunan Tugu Monumen Nasional berdasar pada Keputusan Presiden RI Nomer 214 Th. 1959, tanggal 30 Agustus 1959 perihal Pembentukan Panitia Monumen Nasional. Pemancangan tiang pertama dijalankan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama, Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1961. Pembangunan Tugu Monumen Nasional dibiayai beberapa besar dari sumbangan orang-orang bangsa Indonesia dengan cara gotong royong, serta mulai di buka juga sebagai tempat wisata untuk umum pada tanggal 18 Maret 1972 berdasar pada Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomer Cb. 11/1/57/72.
Sejarah Pembangunan Monas Pembangunan Monas
Arsitektur Monumen Nasional melambangkan lingga serta yoni yang akrab dengan Budaya Bangsa Indonesia di waktu Kerajaan Hindu serta Buda. Diluar itu juga melukiskan Alu serta Lumpang yang disebut alat rumah tangga untuk mengulek bumbu bahan makanan keseharian. Tinggi pelataran cawan juga sebagai personofikasi dari lumpang yaitu 17 m. Luas cawan yang berupa bujur sangkar yaitu 45 m x 45 m. Sedang sisi dalam cawan yaitu ruangan dengan tinggi ruang 8 m. Didalam ruang yang dimaksud dengan Ruangan Kemerdekaan, ruangnya berupa amphitheater melingkari 4 Atribut Kemerdekaan RI, yakni Peta Kepulauan Republik Indonesia, Bendera Sang Saka Merah Putih, Simbol Negara Bhineka Tunggal Ika, serta Pintu Gapura yang diisi Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Semua itu ditujukan untuk mengingatkan kita kembali pada tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yakni tanggal 17 Agustus 1945.
Susunan Monumen Nasional Jakarta
Dibawah ruangan cawan, yakni 3 m dibawah permukaan tanah ada Ruang Museum Histori seluas 80 m x 80 m dengan dinding, tiang, serta lantainya keseluruhannya berlapiskan marmer. Di ruangan Museum histori ini ada 51 jendela peragaan/diorama yang mengabadikan moment mulai sejak era nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan merebut serta menjaga kemerdekaan, hingga pada waktu isi kemerdekaan. Diluar itu juga ada foto-foto dokumentasi dari sistem pembangunan Monumen Nasional Jakarta. Dengan berwisata berkunjung ke Monas, ditanggung wawasan kita perihal apa makna Kemerdekaan untuk warga Jakarta serta bangsa Indonesia juga bakal jadi tambah.
Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional terdapat pada ketinggian 115 mtr. dari halaman Monas, dapat diraih dengan elevator berkapasitas 11 penumpang (ditambah satu orang pemandu lift dari pengelola, kemampuan sesungguhnya 12 orang). Pelataran Puncak luasnya yaitu 11 m x 11 m serta sanggup menyimpan hingga 50 orang. Dari sini kita dapat lihat gedung-gedung pencakar langit serta lokasi Jakarta hingga ke ujung. Disana juga disewakan teropong dengan tarif cuma Rp 2. 000, - sekali teropong. Lihat panorama Jakarta dari sana sangatlah menarik, namun buat yang mempunyai rasa takut bakal ketinggian, tak dapat disangkal rasa takut itu bakal nampak, bersamaan mengerti bahwa seluruhnya gedung pencakar langit serta awan ada dibawah kita. Terlebih waktu angin yang agak kencang menimpa pakaian kita, seolah-olah bakal menerbangkan kita. Yah, namun tersebut salah satu daya tarik dari wisata di Monas. Hitung-hitung sembari berwisata, kita juga meningkatkan adrenalin kita.
Yang menarik yaitu, pada bagian puncak tugu, ditempatkan suatu bentuk lidah api yang tidak pernah padam, melambangkan kemauan bangsa Indonesia untuk berjuang yang akan tidak padam selama hidup. Lidah api itu dibuat dari 14, 5 ton perunggu yang dibungkus oleh 50 kg emas. Lidah api itu tingginya 14 mtr. serta berdiameter 6
EmoticonEmoticon